Jumat, 22 April 2016

Sakal Pada Alquran bag 1



    Al quran dahulu kala hanya dalam bentuk tulisan tidak ada harokat,titik,sakal baik fathah sukun,atau tanwin,juga tidak ada tasdid dll bahkan hauruf fa dan qo di tulis sama karena tidak ada titik,lalu kapan mulai di gunakan tanda baca untuk mushaf? 

Sejarah Penggunaan Tanda Baca Pada Arab
Dahulu penulisan huruf arab pada masa islam awal-awal  tidak ada titik dan sakal demikian pula Mushaf Al quran ,Imam Abu Amr Addani menukil dari Yahza Bin Ibnu Kasir (129 H) bahwasannya dia berkata ''adalah alquran tidak ada tanda bacanya'' dan orang arabpun belum memiliki tanda baca seperti titik dan sakal,'' sejalan kemajuan islam dan perkembangan islam dengan banyaknya minat orang Baik orang arab Asli atau ajam untuk membaca al quran serta bermunculnya lahn( lagam bacaan) arab dan al quran,  mendorong para ahli untuk berfikir menciptakan cara agar bisa membedakan antara bentuk huruf satu dengan yang lainnya(huruf-huruf mirip bentuknya) serta harokat,juga memberikan qoidah tatabahasa(i'rab).
sejarah mencatat kesungguhan para ulama pada abad pertama dan kedua hijriyah sehingga muncul istilah Dobt Wa Nuqot Al Mushaf

A.Alamatul Harokat ( tanda baca pada huruf)   
Penulisan bahasa arab dahulu menggunakan 2 madzab utama yaitu harokat lama yang telah di tinggalkan dan harokat lain yang masih di gunakan,alamat lama yatu sebagai contoh penggunaan bulatan penuh (annaqtu al mudawiru) lebih mirip titik sementara alamat yang lain yang masih di gunakan bentuk persegi panjang/lonjong (assaklu al mustatilu) jadi alamat harokat disini yan di maksud adalah Nuqot I'rab

1.Annaqtu Al Mudawwiru
Penggunaan tanda harokat ini  disandarkan kepada ulama Imam Abu Aswad Addualy Al Basry (Dolam Bin Amr 69 H) hal itu muncul setelah banyaknya bermunculan lahn ( lagam) dan manusia menggunakan lahn ini pada bacaan alquran,pada zaman ini penggunaan titik berwarna di gunakan untuk menandai dan membedakan sebuah bacaan seperti jika bacaan fathah maka di tandai dengan satu titik di atas huruf ,dan jika dumah maka di tandai dengan 2 titik disamping huruf,dan jika kasroh maka satu  titik diletakkan di bawah huruf dan jika ghunnah di tandai titik 2 pada hurufnya dan lain sebagainya.pada Masa ini titik(bulatan hitam dan merah) di gunakan untuk menandai sebuah bacaan (i'rab) bukan menandai sebuah Huruf (i'jam)

Di basroh banyak murid Abu Aswad Adduali yang memakai dan memperaktekan hal ini,terutama pada mushaf al quran,diantaranya  Nasir Bin Asim Allaisi ( w.sebelum 90 h) dan Yahza Bin Za’mar Al Adwani (w sebelum 90 h)  dan para sejarawan menyandarkan kepada kedua ulama ini,bahwa merekalah yang memulai memperaktekkan penggunakan titik (sebagai tanda baca /bukan tanda huruf) pada mushaf,dan menurut pendapat yang lain  bahwa yang sohih atau rojih adalah yang memulai awal pada mushaf adalah Abu Aswad Adduali sedangkan Nasr Dan Zahya Keduanya Mengikuti Abu Aswad Adduali,setelah itu menyebarlah apa yang di rumuskan Abu Aswad Adduali ,dan di sebut dengan Nuqot I’rab( nuqot mudawir)  tanda harokat titik ini dengan warna berbeda-beda dan kebanyakan menggunakan warna merah untuk nuqot I’rab(bacaan) sementara nuqot I’jam (huruf) berupa warna hitam
Berikut contohnya pada Mushaf Adduali ,

2.Assaklu Al Mustatilu
Pada abad-abad sebelumnya penulisan al quran sudah menggunakan nuqot I’rab  mengikuti Abu Aswad Aduali,pada masa selanjutnya abad kedua mulailah di temukan atau di gunakan nuqot I’jam tepatnya sekitar pertengahan abad kedua hijriyah, hal ini tentunya karena beberapa alasan sebagaimana di ketahui pada abad pertama mushaf hanya ada tanda baca berupa titik dengan warna berbeda untuk membedakan bacaan fathah atau kasroh dengan warna sebagimana model Imam Abu Aswad Adduali ,tetapi pada perkembangannnya tidak semua memahaminya dan juga karena banyaknya penggunaan warna tinta , hal itu membuat ragu para qura' kalau-kalau tertukar antara harokat I’rab dan harokat I’jam  ,hal itu mendorong ulama arabiyah bernama Imam Kholil Bin Ahmad Al Farohidi (W 170 H) untuk menenmukan cara baru dalam penandaan harokat ,maka di gunakanlah huruf-huruf kecil sebagai pengganti dari titik berwarna merah pada rumusan Abu Aswad Adduali.
Sebagaimana di nukil dari Imam Abu Amr Addani dari Muhammad Bin Zazid Al Mubarad bahwasannnya dia berkata ‘’bahwa sakal pada huruf adalah temuan Imam Kholil ,dia menandainya berdasarkan bentuk hurufnya seperti domah berbentuk seperti huruf wawu  dalam bentuk kecil di atas huruf,agar tidak tertukar dengan tulisan wau yang tertulis sebagai huruf bacaan,dan kasroh dengan huruf ''ya'' di bawah huruf ya,dan fathah pada alif diletakkan di atas huruf,
Imam Abu Amr Addani mengatakan bahwa Imam kholil juga yang menjadikan alamat hamzah,tasdid,arraum,dan ismam,dan pada huruf musadad maka di di tandai dengan  huruf sin (س…) dan jika khofif atau ringan di tandai dengan huruf  kho (خ…) (cikal bakal penanda sukun) .---bisa di baca pembahasan dobt sukun di blog ini

Imam Sibawaih mengatakan bahwa orang orang arab menggunakan tanda untuk bacaan ismam di tandai dengan satu titik,untuk yang jer maka dengan tanda kasroh,dan yang jazm dengan tanda sukun,dan untuk bacaan arraumu dengan garis kecil diantara huruf,dan untuk huruf musadad dengan huruf sin,dan beliau mengambil tatacara ini dari gurunya Kholil Bin Ahmad Al Farohidi
Dan Imam kholillah orang yang pertama menggunakan  istilah titik dan sakal pada kitab tulisannya,Abu Amr Addani mengatakan bahwa pertama kali orang yang menulis nuqot dalam kitab adalah Kholil Bin Ahmad kemudian di ikuti oleh para ahli nahwu dan para quro,dalam tata caranya kemudian menjadi tradisi yang di pegang dan di ikutinya,

B.Niqot I’jam
Yaitu tanda yang di letakkan pada bentuk huruf ,pada huruf yang mempunyai bentuk kemiripan agar bisa di bedakan anatara satu huruf dengan huruf lainnya seperti antara huruf ho(خ) dan ha(ح),tho(ط) dengan dho dan lain sebagainya.

Ada dua pendapat utama tentang permulaan penggunaan nuqot I’jam ini
Pertama:bahwa penggunaan nuqot I’jam ini sudah ada pada zaman arab dahulu sebelum adanya islam hal ini di sandarkan pada asar pada penulisan buku yang di sandarkan 3 orang pada kabilah At Toyi’u yaitu ada yang mengatakan dari لآaulan,penduudk Ambar,yaitu Muromir Bin Murroh,Aslam Bin Sidroh Dan Amir Bin Jadrah, Muromir yang meletakkan dasar bentuk dari pada huruf,Aslam yang memisahkan dan yang merangkainya,sedangkan Amir yang membuat I’jamnya ( huruf-hurufnya sehingga terlihat sebagi sebuah bentuk dari pada huruf) tetapi para pakar meragukan akan kesohihan ini,dan ada yang mengatakan bahwa nuqot I’jam di awali oleh muridnya Abu Aswad Aduali,Imam Addualy juga sudah memulai Nuqot I'jam ini tetapi belum semua huruf yang sama diberi titik hitam hanya beberapa saja dan Nuqot I'rob dengan tanda warna merah
Kedua: bahwa bentuk huruf-huruf di mulai sejak adanya islam,tetapi kepastiannya orang yang memulai tidak di ketahui juga kapan pastinya. ada yang menyandarkan kepada Nasr Bin Asim (w.90 h) ini juga belum pasti,
                                                                                   
Para ahli telah menukil riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa hal itu tumbuh dalam penulisan buku-buku arab  ketika  kekalifahan  Abdul Malik Bin Marwan  yang memerintah sekitar tahun 65-86 H.ada juga zaman Hajaj Bin Yusuf Assaqofi 75-95 H yang menyuruh kepada penulisnya di Irak untuk memberikan tanda pembeda antara huruf satu dengan yang lainnya ,maka di letakannlah tanda nuqot (titik satu) juga titik yang berpasangan atau (titik dua) ada yang mengatakan bahwa yang melakukan tugas itu adadalah Nasir Bin Asim yang wafat tahun 90 H.hal ini menunjukkkan bahwa penggunaan niqot I’jam sudah di pakai ketika zaman Hajaj Bin Yusuf Assaqofi di irak pada tahun 75 H,dan Nasir Bin Asim wafat sebelum tahun 90 H ,saat kekuasaan Hajaj Bin Yusuf Assaqofi.

   Jadi dapat disimpulkan bahwa peletak dasar harokat pertama secara harokat i'rab adalah Abu Aswad Adualy (dalam bentuk titik-titik merah/hitam),kemudian secara harokat i'jam ( tanda yang membedakan antara satu huruf dengan huruf lainnnya pada huruf yang sama penulisannnya) adalah Nasir bin Asim dan Yahya bin Ya'mar, kemudian yang memberikan tanda bentuk-bentuk harokat secara sempurna seperti fathah,kasroh,dumah dan sukun,fathatain,kasrotain  serta tasdid adalah Ahmad bin Kholil Al Farohidi.walaupun tanda bentuknya belum sempurna seperti pada zaman ini,karena seperti fathah pada zaman kholil adalah alif berdiri,kemudian kasroh bentuknya adalah seperti huruf ya kecil,kecuali dumah yang memang sudah berbentuk seperti huruf wau kecil. dan kemudian para muridnya mengembangkan cara penulisannya secara jelas seperti yang di lakukan Imam Sibaweh.Ahmad bin Kholil Al Farohidi juga peletak terhadap adanya tanda(Penanda) beberapa tanda yang kita kenal dengan istilah bacaan ghorib seperti ismam,arraumu,hamzah dll sebagaimana Tanda Yang kita Lihat pada Mushaf Al quran Cetak saat ini ,Terhadap Harokat atau tanda temuan Imam Ahmad Bin Kholil akan saya bahas pada lanjutan pembahasan ini pada bagian 2 ,insya allah,



2 komentar:

  1. mohon dicantumkan referensi / sumber kitabnya, agar bisa dikroscek di kitab aslinya.... jazakallah al-khair

    BalasHapus
    Balasan
    1. monggo bisa di rujuk di

      Alamatu Dobtul Mushafi Bainal Waqi’wal Ma’mul Dr Ahmad Kholid Yusuf Sukri
      Ahwalul Harokat Fil Qiroaat Dr Abdurrahim Bin Abdullah Umar Asy Syingqity
      Abu Aswad Addualy Wajuhuduhu Fi Naqtil Mushafi Hasan Abdul Jalil Abadalah
      Addobtul Mushafiy ,Nasaatuhu Watatowuruhu Dr Abduttawab Mursi Hasan Hasan Akrat
      dan banyak Referensi lainnnya

      Hapus